Jumat, 18 Maret 2011

Dampak Pemanasan Global, Eropa dan Amerika Serikat Beku!


Para ilmuwan menegaskan, badai salju dan suhu dingin ekstrem yang melanda Eropa dan Amerika Serikat,  akhir-akhir ini adalah efek langsung dari pemanasan global. Anomali iklim tersebut masih mengakibatkan gangguan transportasi, pada saat jutaan warga Eropa dan Amerika bersiap mudik untuk merayakan Natal di kampung halaman.
Para peneliti dari Potsdam Institute for Climate Impact Research (Potsdam-Institut für Klimafolgenforschung/PIK) di Jerman mengatakan, musim dingin ekstrem yang terjadi berturut-turut di benua Eropa dalam 10 tahun belakangan ini adalah akibat mencairnya lapisan es di kawasan Artik, dekat Kutub Utara, akibat pemanasan global.
Hilangnya lapisan es membuat permukaan laut di Samudra Artik langsung terkena sinar matahari. Energi panas matahari, yang biasanya dipantulkan lagi ke luar angkasa oleh lapisan es berwarna putih, kini terserap oleh permukaan laut, membuat laut di kawasan kutub itu memanas dan mengubah pola aliran udara di atmosfer.
Dalam model komputer, yang dibuat PIK dan dimuat di Journal of Geophysical Research awal bulan ini, terlihat kenaikan suhu udara di lautan Artik tersebut menimbulkan sistem tekanan tinggi. Sistem tekanan tinggi inilah yang membawa udara dingin kutub ke daratan Eropa.
”Anomali ini bisa melipat tigakan probabilitas terjadinya musim dingin yang ekstrem di Eropa dan Asia utara,” ungkap Vladimir Petoukhov, fisikawan dan peneliti utama PIK.
Petoukhov menambahkan, efek aliran udara dingin dari kutub utara itu akan makin parah saat terjadi gangguan pada arus udara panas yang melintasi Samudra Atlantik dan perubahan aktivitas matahari.
Itulah yang terjadi saat ini. Para pakar cuaca mengatakan, saat ini arus udara hangat dari pantai timur AS (Gulf Stream) terhalang dan berbelok arah di tengah-tengah Atlantik.
Hal itu membuat aliran udara dingin dari Artik dan Eropa Timur tak terbendung masuk ke Eropa Barat. Saat arus dingin ini melintasi Laut Utara dan Laut Irlandia, uap air dari laut tersebut diubah menjadi salju dalam skala sangat besar dan menyebabkan badai salju parah di negara-negara Eropa Barat.
Penerbangan Lumpuh
Otoritas penerbangan sipil di berbagai Negara Eropa, seperti Perancis dan Inggris, terpaksa harus mengumumkan sejumlah jadwal penerbangan.  Bahkan, Bandar Udara Frankfurt di Jerman, hari Rabu lalu, membatalkan  70 dari 1.300 penerbangan yang dijadwalkan. Sedangkan hari Selasanya, pembatalan mencapai  550 jadwal penerbangan.
Bandara Heathrow, London, Inggris, juga sempat lumpuh diterjang badai salju, yang mengakibatkan sekitar  1.000 orang terpaksa bermalam di Bandar udara Heathrow.
"Sangat menyedihkan, rasanya seperti berada di negara dunia ketiga," tutur seorang penumpang bernama Janice Phillips (29), yang terdampar di Heathrow dalam perjalanan pulang ke Minneapolis, AS.
Ribuan pelancong juga terjebak di bandar utama Paris, Jumat (24/12/2010), setelah ratusan penerbangan pada Natal dibatalkan cuaca buruk. Hal ini mengakibatkan kekacauan lalu lintas di seluruh Eropa.
Sebanyak 400 penerbangan ke dan dari Roissy-Charles de Gaule dibatalkan, turun dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebanyak 670 penerbangan. Penerbangan di Belgia serta Jerman juga terpengaruh akibat cuaca buruk.
"Saya sangat lelah sehingga saya tak memiliki kekuatan lagi untuk marah," kata seorang perempuan Perancis yang bernama Zoe Stephanou (45). "Pesawat saya ke Milan telah dibatalkan dua kali," katanya.
Menteri Muda Transportasi Perancis Thierry Mariani mengatakan, semua bandara sedang berjuang mengatasi penumpukan salju selama Desember. Masalah transportasi di sana diperparah aksi pemogokan pekerja instalasi anti-pembekuan utama di Perancis, Fos-sur-Mer.
Namun keadaan di bandar udara membaik setelah satu pesawat yang berisi glycol tiba dari Amerika Serikat dan satu truk mengangkut beberapa ton zat anti-pembekuan dari Jerman.
Pierre Graft, pemimpin Aerosports de Paris Authority, mengatakan, hujan salju tersebut tak pernah terjadi sebelumnya. Sebanyak 40 penumpang bermalam di satu rangkaian kereta yang terjebak oleh salju di dekat wilayah Somme, dan Palang Merah membawakan mereka selimut serta minuman hangat.
Tumpukan salju menghalangi banyak jalan kecil di bagian utara dan timur negeri itu, dan salju juga mengakibatkan pasokan listrik terputus buat sebanyak 10.000 rumah tangga di Perancis, kata dinas listrik nasional ERDF.
Salju setebal 10 sentimeter turun pada malam hari di Belgia sehingga menimbulkan kekacauan di jalan. Banyak bus dan taksi di Brussels yang tak bisa beroperasi karena ruas jalan tertutup salju.
"Sejumlah penerbangan juga ditunda. Layanan kereta Belgia menghadapi beberapa penundaan sementara banyak pegawai kereta yang tak bisa datang ke tempat kerja mereka," kata operator Infrabel.
Jerman memperkirakan negara itu akan menghadapi lebih banyak salju, setelah beberapa kereta tak bisa beroperasi pada malam hari dan layanan terputus antara Hanover dan Berlin, kata operator kereta Deutsche Bahn.
Bandara di negara itu juga ditutup Jumat (24/12/2010) pagi. Di Inggris, salju tebal juga mengakibatkan kekacauan transportasi. Layanan kereta terganggu sehingga turis dan warga yang hendak pulang untuk merayakan Natal tertahan.
Di Irlandia, bandara di Dublin dibuka lagi Jumat, setelah ditutup hampir sepanjang hari Kamis. Akibat penutupan sementara, 40.000 penumpang telantar.
Sementara itu, suhu ekstrem terus melanda Eropa. Kota Holbaek, 65 kilometer sebelah barat Kopenhagen, Denmark, mencatat suhu minus 22,5 derajat celsius, Selasa malam. Ini adalah rekor suhu terendah di Denmark dalam 29 tahun terakhir.
Di Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, suhu anjlok hingga 50 derajat celsius di bawah titik beku, menyebabkan sebuah bus mengalami kegagalan teknis dan bertabrakan, menewaskan delapan penumpangnya.
Cuaca dingin juga membuat harga minyak mentah dunia terus naik. Di pasar Asia, Rabu, harga minyak mentah Brent untuk pesanan bulan Februari naik 29 sen menjadi 93,49 dollar AS per barel, atau tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Harga diperkirakan masih akan terus naik seiring cuaca dingin ekstrem yang diramalkan masih akan terjadi sampai akhir tahun.
Amerika dan Kanada Beku
Badai salju hebat juga  memaksa orang Amerika menggigil dan menghadapi kekacauan rencana. Wilayah timur laut mendapat pukulan terburuk dari badai yang diprakirakan bergerak ke utara pantai timur Amerika Serikat dan membawa salju dalam jumlah signifikan. Demikian dipaparkan Dinas Cuaca Nasional (NWS) AS.
Petugas menyirami jalan-jalan dengan garam dan menyediakan kendaraan darurat di Washington, daerah yang tahun lalu lumpuh selama berhari-hari karena salju. Ibu kota itu tampak siaga untuk menghindari kondisi terburuk pada kali ini. Hal itu dilakukan meski peringatan terhadap badai salju telah dikeluarkan untuk wilayah pesisir New England, pantai utara New Jersey, dan New York City. Badai diperkirakan akan menumpahkan salju antara 9 inci dan 15 inci di wilayah "Big Apple" saat hembusan angin kencang bertiup melewati kota itu. Boston diperkirakan akan tertutup salju hingga 22 inci (55,9 cm), Senin, dengan embusan angin sekitar 72 kilometer per jam pada malam hari.
Badai salju itu menyengsarakan orang-orang yang sedang dalam perjalanan liburan Natal. Banyak maskapai penerbangan yang membebaskan fee bagi mereka yang ingin mengubah penerbangan.
Delta Air Lines mengatakan, seperenam penerbangan di negara itu atau sekitar 850 penerbangan telah dibatalkan, Minggu. Continental Airlines membatalkan 265 keberangkatan, terutama dari Bandar Udara Internasional Newark Liberty, di luar New York. United Airlines membatalkan 110 penerbangan di Boston, Philadelphia, serta tiga bandara utama New York, yaitu Newark, LaGuardia, dan John F Kennedy International.
Sementara itu, AirTran Airways membatalkan 81 penerbangan ke kota-kota timur laut yang diprakirakan akan terkena dampak paling parah, termasuk New York, Boston, dan Philadelphia. Southwest Airlines juga membatalkan penerbangan, terutama ke dan dari Dulles International Airport dan Baltimore Washington International Airport di luar Washington, serta Newark.
Badai salju juga mengamuk di Wilayah Kanada. Di sepanjang pantai Atlantik, kini berada dalam badai salju dan terpaan angin kencang. Para pejabat di Kanada timur mengatakan, badai itu telah membawa sejumlah besar salju dan memaksa terjadinya pembatalan penerbangan dari Fredericton dan Moncton.
Sekitar 40.000 rumah di daerah itu pun mengalami aliran listrik yang terputus.
Badan cuaca Kanada mengatakan, "Angin dengan hembusan melebihi 90 kilometer per jam akan menyebabkan sebaran salju yang luas, yang akan mengurangi jarak pandang hingga mendekati nol di wilayah itu." Beberapa daerah bahkan berisiko mengalami angin kencang hingga 150 kilometer per jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar